Saturday 23 February 2013

PENDIDIKAN SEKSUAL PADA REMAJA

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Sahabat E-4 All semuanya semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan dan kelancaran kepada kita semua dalam beraktivitas. Amienn  



Sahabat E-4 All perlu kita ketahui sampai saat ini masalah seksualitas selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan karena permasalahan seksual telah menjadi suatu hal yang sangat melekat pada diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk hidup, karena dengan seks makhluk hidup dapat terus bertahan menjaga kelestarian keturunannya.



Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting dalam pembentukan hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis.  Padahal pada masa remaja informasi tentang masalah seksual sudah seharusnya mulai diberikan, agar remaja tidak mencari informasi dari orang lain atau dari sumber-sumber yang tidak jelas atau bahkan keliru sama sekali. Pemberian informasi masalah seksual menjadi penting terlebih lagi mengingat  remaja berada dalam potensi seksual yang aktif, karena berkaitan dengan dorongan seksual yang dipengaruhi hormon dan sering tidak memiliki informasi yang cukup mengenai aktivitas seksual mereka sendiri (Handbook of Adolecent psychology, 1980). 

Tentu saja hal tersebut akan sangat berbahaya bagi perkembangan jiwa remaja bila ia tidak memiliki pengetahuan dan informasi yang tepat. Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar remaja kita tidak mengetahui dampak dari perilaku seksual yang mereka lakukan, seringkali remaja sangat tidak matang untuk melakukan hubungan seksual terlebih lagi jika harus menanggung resiko dari hubungan seksual tersebut.



Karena meningkatnya minat remaja pada masalah seksual dan sedang berada dalam potensi seksual yang aktif, maka remaja berusaha mencari berbagai informasi mengenai hal tersebut. Dari sumber informasi yang  berhasil mereka dapatkan, pada umumnya hanya sedikit remaja yang mendapatkan seluk beluk seksual dari orang tuanya. Oleh karena itu remaja mencari atau mendapatkan dari berbagai sumber informasi yang mungkin dapat diperoleh, misalnya seperti di sekolah atau perguruan tinggi, membahas dengan teman-teman, buku-buku tentang seks, media massa atau internet. 



Memasuki Milenium baru ini sudah selayaknya bila orang tua dan kaum pendidik bersikap lebih tanggap dalam menjaga dan mendidik anak dan remaja agar ekstra berhati-hati terhadap gejala-gejala sosial, terutama yang berkaitan dengan masalah seksual, yang berlangsung saat ini. Seiring perkembangan yang terjadi sudah saatnya pemberian penerangan dan pengetahuan masalah seksualitas pada anak dan remaja ditingkatkan. Pandangan sebagian besar masyarakat yang menganggap seksualitas merupakan suatu hal yang alamiah, yang nantinya akan diketahui dengan sendirinya setelah mereka menikah sehingga dianggap suatu hal tabu untuk dibicarakan secara terbuka, nampaknya secara perlahan-lahan harus diubah. Sudah saatnya pandangan semacam ini harus diluruskan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan membahayakan bagi anak dan remaja sebagai generasi penerus bangsa. Remaja yang hamil di luar nikah, aborsi, penyakit kelamin, dll, adalah contoh dari beberapa kenyataan pahit yang sering terjadi pada remaja sebagai akibat pemahaman yang keliru mengenai seksualitas. 


KARAKTER SEKSUAL REMAJA
 
Pengertian seksual secara umum adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat kelamin atau hal-hal yang berhubungan dengan perkara-perkara hubungan intim antara laki-laki dengan perempuan. Karakter seksual masing-masing jenis kelamin memiliki spesifikasi yang berbeda hal ini seperti yang pendapat berikut ini : Sexual characteristics are divided into two types. Primary sexual characteristics are directly related to reproduction and include the sex organs (genitalia). Secondary sexual characteristics are attributes other than the sex organs that generally distinguish one sex from the other but are not essential to reproduction, such as the larger breasts characteristic of women and the facial hair and deeper voices characteristic of men (Microsoft Encarta Encyclopedia 2002)



Pendapat tersebut seiring dengan pendapat Hurlock (1991), seorang ahli psikologi perkembangan, yang mengemukakan tanda-tanda kelamin sekunder yang penting pada laki-laki dan perempuan. Menurut Hurlock, pada remaja putra : tumbuh rambut kemaluan, kulit menjadi kasar, otot bertambah besar dan kuat, suara membesar dan lain-lain. Sedangkan pada remaja putri : pinggul melebar, payudara mulai tumbuh, tumbuh rambut kemaluan, mulai mengalami haid, dan lain-lain.



Seiring dengan pertumbuhan primer dan sekunder pada remaja ke arah kematangan yang sempurna, muncul juga hasrat dan dorongan untuk menyalurkan keinginan seksualnya. Hal tersebut merupakan suatu yang wajar karena secara alamiah dorongan seksual ini memang harus terjadi untuk menyalurkan kasih sayang antara dua insan, sebagai fungsi pengembangbiakan dan mempertahankan keturunan.



PERILAKU SEKSUAL 



Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan, bercumbu dan senggama. Obyek seksual dapat berupa orang, baik sejenis maupun lawan jenis, orang dalam khayalan atau diri sendiri. Sebagian tingkah laku ini memang tidak memiliki dampak, terutama bila tidak menimbulkan dampak fisik bagi orang yang bersangkutan atau lingkungan sosial. Tetapi sebagian perilaku seksual (yang dilakukan sebelum waktunya) justru dapat memiliki dampak psikologis yang sangat serius, seperti rasa bersalah, depresi, marah, dan agresi. 



Sementara akibat psikososial yang timbul akibat perilaku seksual antara lain adalah ketegangan mental dan kebingungan akan peran sosial yang tiba-tiba berubah, misalnya pada kasus remaja yang hamil di luar nikah. Belum lagi tekanan dari masyarakat yang mencela  dan menolak keadaan tersebut. Selain itu resiko yang lain adalah terganggunya kesehatan yang bersangkutan, resiko kelainan janin dan tingkat kematian bayi yang tinggi. Disamping itu tingkat putus sekolah remaja hamil juga sangat tinggi, hal ini disebabkan rasa malu remaja dan penolakan sekolah menerima kenyataan adanya murid yang hamil diluar nikah. Masalah ekonomi juga akan membuat permasalahan ini menjadi semakin rumit dan kompleks.



Berbagai perilaku seksual pada remaja yang belum saatnya untuk melakukan hubungan seksual secara wajar antara lain dikenal sebagai :



Masturbasi atau onani yaitu suatu kebiasaan buruk berupa manipulasi terhadap alat genital dalam rangka menyalurkan hasrat seksual untuk pemenuhan kenikmatan yang seringkali menimbulkan goncangan pribadi dan emosi.



Berpacaran dengan berbagai perilaku seksual yang ringan seperti sentuhan, pegangan tangan sampai pada ciuman dan sentuhan-sentuhan seks yang pada dasarnya adalah keinginan untuk menikmati dan memuaskan dorongan seksual.



Berbagai kegiatan yang mengarah pada pemuasan dorongan seksual yang pada dasarnya menunjukan tidak berhasilnya seseorang dalam mengendalikannya atau kegagalan untuk mengalihkan dorongan tersebut ke kegiatan lain yang sebenarnya masih dapat dikerjakan.



Dorongan atau hasrat untuk melakukan hubungan seksual selalu muncul pada remaja, oleh karena itu bila tidak ada penyaluran yang sesuai (menikah) maka harus dilakukan usaha untuk memberi pengertian dan pengetahuan mengenai hal tersebut.



Adapun faktor-faktor yang dianggap berperan dalam munculnya permasalahan seksual pada remaja,  menurut Sarlito W. Sarwono (Psikologi Remaja,1994) adalah sebagai berikut :



Perubahan-perubahan hormonal yang meningkatkan hasrat seksual remaja. Peningkatan hormon ini menyebabkan remaja membutuhkan penyaluran dalam bentuk tingkah laku tertentu



Penyaluran tersebut tidak dapat segera dilakukan karena adanya penundaan usia perkawinan, baik secara hukum oleh karena adanya undang-undang tentang perkawinan, maupun karena norma sosial yang semakin lama semakin menuntut persyaratan yang terus meningkat untuk perkawinan (pendidikan, pekerjaan, persiapan mental dan lain-lain)



Norma-norma agama yang berlaku, dimana seseorang dilarang untuk melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Untuk remaja yang tidak dapat menahan diri memiliki kecenderungan untuk melanggar hal-hal tersebut.



Kecenderungan pelanggaran makin meningkat karena adanya penyebaran informasi dan rangsangan melalui media masa yang dengan teknologi yang canggih (cth: VCD, buku stensilan, Photo, majalah, internet, dan lain-lain) menjadi tidak terbendung lagi. Remaja yang sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa dilihat atau didengar dari media massa, karena pada umumnya mereka belum pernah mengetahui masalah seksual secara lengkap dari orangtuanya.



Orangtua sendiri, baik karena ketidaktahuannya maupun karena sikapnya yang masih mentabukan pembicaraan mengenai seks dengan anak, menjadikan mereka tidak terbuka pada anak, bahkan cenderung membuat jarak dengan anak dalam masalah ini.



Adanya kecenderungan yang makin bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat, sebagai akibat berkembangnya peran dan pendidikan wanita, sehingga kedudukan wanita semakin sejajar dengan pria.



PENDIDIKAN SEKSUAL 



Menurut Sarlito dalam bukunya Psikologi Remaja (1994), secara umum pendidikan seksual adalah suatu informasi mengenai persoalan seksualitas manusia yang jelas dan benar, yang meliputi proses terjadinya pembuahan, kehamilan sampai kelahiran, tingkah laku seksual, hubungan seksual, dan aspek-aspek kesehatan, kejiwaan dan kemasyarakatan. Masalah pendidikan seksual yang diberikan sepatutnya berkaitan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat, apa yang dilarang, apa yang dilazimkan dan bagaimana melakukannya tanpa melanggar aturan-aturan yang berlaku di masyarakat.



Pendidikan seksual merupakan cara pengajaran atau pendidikan yang dapat menolong muda-mudi untuk menghadapi masalah hidup yang bersumber pada dorongan seksual. Dengan demikian pendidikan seksual ini bermaksud untuk menerangkan segala hal yang berhubungan dengan seks dan seksualitas dalam bentuk yang wajar.  Menurut Singgih, D. Gunarsa, penyampaian materi pendidikan seksual ini seharusnya diberikan sejak dini ketika anak sudah mulai bertanya tentang perbedaan kelamin antara dirinya dan orang lain, berkesinambungan dan bertahap, disesuaikan dengan kebutuhan dan umur anak serta daya tangkap anak (dalam Psikologi praktis, anak, remaja dan keluarga, 1991). 

Dalam hal ini pendidikan seksual idealnya diberikan pertama kali oleh orangtua di rumah, mengingat yang paling tahu keadaan anak adalah orangtuanya sendiri. Tetapi sayangnya di Indonesia tidak semua orangtua mau terbuka terhadap anak di dalam membicarakan permasalahan seksual. Selain itu tingkat sosial ekonomi maupun tingkat pendidikan yang heterogen di Indonesia menyebabkan ada orang tua yang mau dan mampu memberikan penerangan tentang seks tetapi lebih banyak yang tidak mampu dan tidak memahami permasalahan tersebut. Dalam hal ini maka sebenarnya peran dunia pendidikan sangatlah besar. 



TUJUAN PENDIDIKAN SEKSUAL


Pendidikan seksual selain menerangkan tentang aspek-aspek anatomis dan biologis juga menerangkan tentang aspek-aspek psikologis dan moral. Pendidikan seksual yang benar harus memasukkan unsur-unsur hak asasi manusia. Juga nilai-nilai kultur dan agama diikutsertakan sehingga akan merupakan pendidikan akhlak dan moral juga.



Menurut Kartono Mohamad pendidikan seksual yang baik  mempunyai tujuan membina keluarga dan menjadi orang tua yang bertanggungjawab (dalam Diskusi Panel Islam Dan Pendidikan Seks Bagi Remaja, 1991). Beberapa ahli mengatakan pendidikan seksual yang baik harus dilengkapi dengan pendidikan etika, pendidikan tentang hubungan antar sesama manusia baik dalam hubungan keluarga maupun di dalam masyarakat. Juga dikatakan bahwa tujuan dari pendidikan seksual adalah bukan untuk menimbulkan rasa ingin tahu dan ingin mencoba hubungan seksual antara remaja, tetapi ingin menyiapkan agar remaja tahu tentang seksualitas dan akibat-akibatnya bila dilakukan tanpa mematuhi aturan hukum, agama dan adat istiadat serta kesiapan mental dan material seseorang. Selain itu pendidikan seksual juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan mendidik anak agar berperilaku yang baik dalam hal seksual, sesuai dengan norma agama, sosial dan kesusilaan (Tirto Husodo, Seksualitet dalam mengenal dunia remaja, 1987)



Penjabaran tujuan pendidikan seksual dengan lebih lengkap sebagai berikut :



Memberikan pengertian yang memadai mengenai perubahan fisik, mental dan proses kematangan emosional yang berkaitan dengan masalah seksual pada remaja.



Mengurangi ketakutan dan kecemasan sehubungan dengan perkembangan dan penyesuaian seksual (peran, tuntutan dan tanggungjawab)



Membentuk sikap dan memberikan pengertian  terhadap seks dalam semua manifestasi yang bervariasi



Memberikan pengertian bahwa hubungan antara manusia dapat membawa kepuasan pada kedua individu dan kehidupan keluarga.



Memberikan pengertian mengenai kebutuhan nilai moral yang esensial untuk memberikan dasar yang rasional dalam membuat keputusan berhubungan dengan perilaku seksual.



Memberikan pengetahuan tentang kesalahan dan penyimpangan seksual agar individu dapat menjaga diri dan melawan eksploitasi yang dapat mengganggu kesehatan fisik dan mentalnya.



Untuk mengurangi prostitusi, ketakutan terhadap seksual yang tidak rasional dan eksplorasi seks yang berlebihan.



Memberikan pengertian dan kondisi yang dapat membuat individu melakukan aktivitas seksual secara efektif dan kreatif dalam berbagai peran, misalnya sebagai istri atau suami, orang tua, anggota masyarakat.



Jadi tujuan pendidikan seksual adalah untuk membentuk suatu sikap emosional yang sehat terhadap masalah seksual dan membimbing anak dan remaja ke arah hidup dewasa yang sehat dan bertanggung jawab terhadap kehidupan seksualnya. Hal ini dimaksudkan agar mereka tidak menganggap seks itu suatu yang menjijikan dan kotor. Tetapi lebih sebagai bawaan manusia, yang merupakan anugrah Tuhan dan berfungsi penting untuk kelanggengan kehidupan manusia, dan supaya anak-anak itu bisa belajar menghargai kemampuan seksualnya dan hanya menyalurkan dorongan tersebut untuk tujuan tertentu (yang baik) dan pada waktu yang tertentu saja.



BEBERAPA KIAT


Para ahli berpendapat bahwa pendidik yang terbaik adalah orang tua dari anak itu sendiri. Pendidikan yang diberikan termasuk dalam pendidikan seksual. Dalam membicarakan masalah seksual adalah yang sifatnya sangat pribadi dan membutuhkan suasana yang akrab, terbuka dari hati ke hati antara orang tua dan anak. Hal ini akan lebih mudah diciptakan antara ibu dengan anak perempuannya atau bapak dengan anak laki-lakinya, sekalipun tidak ditutup kemungkinan dapat terwujud bila dilakukan antara ibu dengan anak laki-lakinya atau bapak dengan anak perempuannya. Kemudian usahakan jangan sampai muncul keluhan seperti tidak tahu harus mulai dari mana, kekakuan, kebingungan dan kehabisan bahan pembicaraan.



Dalam memberikan pendidikan seks pada anak jangan ditunggu sampai anak bertanya mengenai seks. Sebaiknya pendidikan seks diberikan dengan terencana, sesuai dengan keadaan dan kebutuhan anak. Sebaiknya pada saat anak menjelang remaja dimana proses kematangan baik fisik, maupun mentalnya mulai timbul dan berkembang kearah kedewasaan. 



Beberapa hal penting dalam memberikan pendidikan seksual, seperti yang diuraikan oleh Singgih D. Gunarsa (1995) berikut ini, mungkin patut anda perhatikan:



Cara menyampaikannya harus wajar dan sederhana, jangan terlihat ragu-ragu atau malu.



Isi uraian yang disampaikan harus obyektif, namun jangan menerangkan yang tidak-tidak, seolah-olah bertujuan agar anak tidak akan bertanya lagi, boleh mempergunakan contoh atau simbol seperti misalnya : proses pembuahan pada tumbuh-tumbuhan, sejauh diperhatikan bahwa uraiannya tetap rasional.



Dangkal atau mendalamnya isi uraiannya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan dengan tahap perkembangan anak. Terhadap anak umur 9 atau 10 tahun t belum perlu menerangkan secara lengkap mengenai perilaku atau tindakan dalam hubungan kelamin, karena perkembangan dari seluruh aspek kepribadiannya memang belum mencapai tahap kematangan untuk dapat menyerap uraian yang mendalam mengenai masalah tersebut.



Pendidikan seksual harus diberikan secara pribadi, karena luas sempitnya pengetahuan dengan cepat lambatnya tahap-tahap perkembangan tidak sama buat setiap anak. Dengan pendekatan pribadi maka cara dan isi uraian dapat disesuaikan dengan keadaan khusus anak.



Pada akhirnya perlu diperhatikan bahwa usahakan melaksanakan pendidikan seksual perlu diulang-ulang (repetitif) selain itu juga perlu untuk mengetahui seberapa jauh sesuatu pengertian baru dapat diserap oleh anak, juga perlu untuk mengingatkan dan memperkuat (reinforcement) apa yang telah diketahui agar benar-benar menjadi bagian dari pengetahuannya.



Saya yakin pasti masih ada cara-cara lain yang dapat anda gunakan dalam mendidik anak remaja anda. Akhir kata saya berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi remaja, orang tua dan pendidik dalam membentuk remaja menjadi generasi penerus bangsa yang memiliki kualitas kehidupan yang lebih tinggi dalam menghadapi tantangan yang lebih berat di masa yang akan datang.
Baca selengkapnya

Friday 22 February 2013

Pemilik yang Sesungguhnya

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Sahabat E-4 All Semuanya Semoga Allah Swt selalu memberikan kelancaran kepada kita semua dalam menjalankan segala aktivitas. Amiennnnn

Sahabat upaya untuk memiliki sesuatu seringkali membuat manusia berduka dan terluka. Orang-orang yang ingkar menghabiskan seluruh hidupnya untuk memiliki benda-benda duniawi. Mereka selalu berjuang agar dapat memiliki lebih serta menjadikan hal ini sebagai tujuan dalam hidupnya.

Akan tetapi, “… berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak…,” (al-Hadiid: 20) merupakan sebuah penipuan karena semua kemilikan di dunia dikuasai oleh Allah. Manusia hanya membodohi diri mereka sendiri dengan menyangka bahwa mereka memilikinya. Hal ini karena mereka tidak menciptakan yang mereka miliki dan mereka pun tidak memiliki kekuatan menjaga semuanya secara abadi. Ditambah lagi, mereka tidak dapat mencegah kerusakan yang terjadi. Juga, karena mereka tidak memiliki hak untuk “memiliki” sesuatu karena mereka termasuk “milik” dari pemilik yang lain.

Pemilik tertinggi ini tidak lain “Raja Manusia” (an-Naas: 2), yaitu Allah. Al-Qur`an memberitahu kita bahwa seluruh alam adalah milik Allah, “Kepunyaan-Nyalah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah.” (Thaahaa: 6) Ayat yang lain memperkuat kepemilikan Allah, kekuatan mengampuni atau menghukum, “Tidakkah kamu tahu, sesungguhnya Allahlah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, disiksa-Nya siapa yang dikehendaki-Nya dan diampuni-Nya bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Alah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (al-Maa`idah: 40)

Sebenarnya, Allah memberikan semua kepemilikan kepada manusia sebagai “titipan” sementara di dunia. Titipan ini akan berakhir pada jangka waktu tertentu dan ketika tiba hari perhitungan, lalu setiap orang akan diminta pertanggungjawabannya.

Pada hari perhitungan ini, setiap orang akan ditanya tentang maksud dan tujuannya menggunakan “titipan” ini. Mereka yang menyangka dirinya sebagai pemilik dari “sesuatu” yang dititipkan dan menentang para utusan dengan mengatakan, “... apakah agamamu yang menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami...,” (Huud: 87) mereka layak menerima hukuman. Al-Qur`an menggambarkan apa yang akan menimpa mereka,

“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allahlah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Ali Imran: 180)
 
Seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur`an, semua anugerah yang diberikan kepada manusia atas kebaikan-Nya, harus digunakan tanpa “kebakhilan”. Karenanya, daripada mencoba memiliki dan mempertahankan kepemilikan ini, sebaiknya seseorang menggunakan kepemilikan ini di jalan Allah seperti yang diperintahkan. Ini berarti orang-orang beriman dapat menggunakan harta dalam jumlah yang dibutuhkan untuk biaya hidupnya dan kemudian bersedekah “yang lebih dari keperluan” (al-Baqarah: 219). Jika ia tidak mengikuti petunjuk dan mencoba “memiliki” semua hartanya, berarti ia memandang dirinya sebagai pemilik. Jatuhnya hukuman bagi sikap seperti ini merupakan suatu kewajaran. Al-Qur`an menjelaskan hal ini,

... Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka, ‘Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.’” (at-Taubah: 34-35)

Ada “perekonomian” dalam Islam, namun tidak ada “penimbunan harta” dalam Islam. Orang-orang berilmu tidak bergantung pada materi yang mereka miliki untuk menghadapi “masa-masa sulit”, melainkan bertawakal hanya kepada Allah, sehingga Allah menambah harta mereka kembali. Allah memberikan lebih dari yang mereka gunakan di jalan-Nya serta merahmati mereka. Hal ini tercatat dalam ayat,

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (al-Baqarah: 261)

Sebaliknya, orang yang tidak menggunakan hartanya di jalan Allah adalah orang, “yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya, dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan.” (al-Humazah: 2-6)
Baca selengkapnya
KUNCI RIZKI

KUNCI RIZKI

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Sahabat E-4 All Semuanya Semoga Allah Swt selalu memberikan kelancaran kepada kita semua dalam menjalankan segala aktivitas. Amiennnnn

Sahabat E-4 All Di antara hal yang menyibukkan hati kebanyakan umat Islam adalah mencari rizki. Dan menurut pengamatan, sejumlah umat Islam memandang bahwa berpegang dengan Islam akan mengurangi rizki mereka. Tidak hanya sebatas itu, bahkan lebih parah dan menyedihkan lagi bahwa ada sejumlah orang yang masih mau menjaga sebagian kewajiban syari'at Islam tetapi mereka mengira bahwa jika ingin mendapatkan kemudahan dibidang materi dan kemapanan ekonomi hendaknya menutup mata dari sebagian hukum-hukum Islam, terutama yang berkenaan dengan halal dan haram.

Mereka itu lupa atau pura-pura lupa bahwa Sang Khaliq tidaklah mensyariatkan agamaNya hanya sebagai petunjuk bagi umat manusia dalam perkara-perkara akhirat dan kebahagiaan mereka di sana saja. Tetapi Allah mensyariat-kan agama ini juga untuk menunjuki manusia dalam urusan kehidupan dan kebahagiaan mereka di dunia. Bahkan do'a yang sering dipanjatkan Nabi kita, kekasih Tuhan Semesta Alam, yang dijadikanNya sebagai teladan bagi umat ma-nusia adalah:

 "Wahai Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami kebaik-an di dunia dan di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api Neraka."

Allah dan RasulNya  yang mulia tidak meninggalkan umat Islam tanpa petunjuk dalam kegelapan, berada dalam keraguan dalam usahanya mencari penghidupan. Tetapi sebaliknya, sebab-sebab rizki itu telah diatur dan dijelaskan. Seandainya umat ini mau memahaminya, menyadarinya, berpegang teguh dengannya serta menggunakan sebab-sebab itu dengan baik, niscaya Allah Yang Maha Pemberi Rizki dan memiliki kekuatan akan memudahkannya mencapai jalan-jalan untuk mendapatkan rizki dari setiap arah, serta akan dibukakan untuknya keberkahan dari langit dan bumi.

Allah Yang Maha Agung dan Maha Perkasa menja-dikan beberapa sebab dan kunci untuk rizki, di antaranya:
  1. Istighfar (memohon ampun kepada Allah) dan taubat kepadaNya. Dan yang dimaksud adalah melakukan ke-duanya dengan perkataan dan perbuatan.
  2. Taqwa. Dan hakikatnya adalah menjaga diri dari yang menyebabkan dosa atau mentaati perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-laranganNya atau menjaga diri dari sesuatu yang menyebabkan siksa, baik dengan mela-kukan perbuatan atau meninggalkannya.
  3. Tawakkal. Yaitu menampakkan kelamahan hamba serta bersandar sepenuhnya kepada Allah semata
  4. Beribadah sepenuhnya kepada Allah. Yaitu bersungguh-sungguh dalam mengkonsentrasikan hati ketika beribadah kepada Allah.
  5. Mengikuti haji dengan umrah. Maksudnya, melakukan salah satunya lalu melanjutkannya dengan yang lain
  6. Silaturrahim. Yaitu berbuat baik kepada kerabat/keluarga dekat
  7. Berinfak di jalan Allah. Yaitu berinfak untuk se-suatu yang dicintai dan diridhai Allah
  8. Memberi nafkah kepada orang yang sepenuhnya me-nuntut ilmu syar'i (agama).
  9. Berbuat baik kepada orang-orang yang lemah.
  10. Berhijrah di jalan Allah . Yakni keluar dari negeri kafir ke negeri iman untuk mencari keridhaan Allah se-suai dengan syar'iatNya.
Sahabat E-4 All semuanya tetaplah untung senantiasa berpegang teguh dengan sebab-sebab rizki tersebut. Sebab kebaikan segala-galanya adalah dengan berpegang teguh terhadap apa yang disyari'atkan Sang Pencipta dan keburukkan segala-galanya adalah dengan berpaling daripadanya. Allah berfirman:

"Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepadaNya-lah kamu akan dikumpulkan." (Al-Anfal: 24).

"Dan barangsiapa berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia, 'Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, pada-hal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?' Allah berfirman, 'Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan." (Thaha: 124-126).
Baca selengkapnya

Thursday 21 February 2013

Hikmah Disyari'atkan Khitan

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Sahabat E-4 All semuanya semoga allah senantiasa memberikan kita semua kesehatan, kelancaran dalam segala aktivitas yang kita kerjakan. Amienn

Sahabat E-4 All sudahkan anda di khitan/sunat???? hehehehehe. Coba sejenak kita renungkan makna hadits dibawah ini.

Dari Abu Hurairah -Semoga Allah meridhainya- Rasulullah bersabda:
الفطرة خمس أو خمسة من الفطرة: الختان، والاستحداد، وتنف الإبط، وتقليم الأظفار، وقص الشارب )الخباري في صحيح(
Artinya: Fithrah manusia itu ada lima, yaitu khitan, mencukur bulu kemaluan, mencabut bulu ketiak, memotong kuku, dan mencukur kumis (HR. Bukhari, 5889).

Makna fitrah pada asalnya adalah tabiat yang semula sudah ada, dan yang dimaksu dengan hadits tersebut di atas adalah, "Jika 5 hal di atas dilakukan maka pelakunya disifati dengan fithrah sebagaimana Allah tetapkan demikian untuk para hambanya, dan juga Allah memotivasi hamba-Nya untuk melakukan, mencintai hal yang demikian, sehingga hamba tersebut memiliki sifat yang paling sempurna lagi mulia. Dalam sejumlah sifat yang lain disebutkan, "Lima hal yang teramsuk sunnah/kebiasaan".

Dan khitan maknanya adalah memotong, yaitu memotong kulub (kulit yang berlebih yang ada pada dzakar bagian depan. Adapun istihdad, adalah menggunakan alat potong untuk menghilangkan rambut yang ada di atas dan sekitar kemaluan laki-laki. Demikian juga rambut yang ada di sekitar kemaluan perempuan.

Sebuah majalah medis terkenal di Inggris, BMG, pernah menurunkan makalah tentang kanker kelamin dan penyebab-penyebabnya pada tahun 1986. Diantara keterangannya adalah, "Sesungguhnya kanker kelamin sangat kecil sekali terjadi di kalangan yahudi dan negeri-negeri muslim, sebab mereka ini melakukan khitan semenjak usia anak-anak. Dan data statistik medis menunjukkan bahwa kanker kemaluan yang terjadi pada kalangan yahudi tidak terjadi kecuali hanya terhadap 9 penderita saja dalam setahun."

Proses terjadinya kanker kelamin adalah ketika kemaluan tidak dikhitan, maka kulub yang ada di bagian depan kemaluan tersebut selalu menyisakan air kencing yang keluar. Air kencing tersebut membawa endapan-endapan yang dalam waktu yang lama akan menutupi bagian saluran air kencing sehingga menyebabkan dis-fungsi. Maka dengan dikhitannya kulub ini, kemungkinan mengendapnya sisa-sisa air kencing tidak ada lagi karena selalu dibersihkan setiap kali kencing. Sisa-sisa endapan air kencing inilah yang berdasarkan penelitian merupakan sebab utama terjadinya kanker kelamin.

Majalah "Al-Ma'had Al-Wathaniy lii Al-Sarthan" menurunkan berita tentang hasil penelitian yang menegaskan bahwa kanker kelamin bisa berpindah ketika berhubungan seks. Dan dengan hubungan seks dengan banyak pasangan bebas juga akan menyebabkan terjadinya kanker ini. Dalam dalam laporan buletin sebuah akademi untuk penyakit-penyakit anak-anak disebutkan bahwa sesungguhnya khitan adalah cara yang efektif untuk mencegah terjadinya kanker kelamin.

Sebuah majalah Amerika untuk penyakit anak-anak juga menegaskan bahwa aktivitas-aktivitas agama yang dianut kalangan muslimin (Islam) dan yahudi yang menegaskan mensyari'atkan khitan memiliki dampak yang sangat mendasar dalam memotivasi mereka untuk melaksanakan fithrah ini (khitan)". Dan dalam shahihain (Bukhari dan Muslim) diriwayatkan dari Abu Hurairah secara marfu' bahwa Nabi Ibrahim --Alaihis Salam-- melakukan khitan ketika ia memasuki usia 80 tahun.

Sumber: Al-Arbaun Al-Ilmiyah" Abdul hamid Mahmud Thahmaz, Daar Al-Qalam
Penerjemah: Abu Muhammad ibn Shadiq
Baca selengkapnya

Wednesday 20 February 2013

Kemenangan itu Pasti

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Sahabat E-4 All semua Sejak runtuhnya khilafah Islamiyah tahun 1924 M., eksistensi politik dan hukum Islam telah lenyap dari kehidupan nyata kaum muslimin di seluruh penjuru dunia. Bersamaan dengan itu, bergeraklah kekuatan dari dalam dan luar, berskala lokal dan internasional; bekerja siang dan malam tak kenal lelah untuk menjalankan misi iblisnya, menghancurkan ideologi Islam dan menjauhkan kaum muslimin dari ajaran sucinya.

Tak bisa kita pungkiri, bahwa realitas umat Islam –pasca runtuhnya khilafah- di banyak negeri sangat memilukan; menjadi objek sasaran pengeroyokan para konspirator dari dalam dan luar. Pemerintah-pemerintah sekuler di negeri Islam tak henti-hentinya membuat persekongkolan jahat untuk memusuhi segala hal yang berbau pergerakan. Mereka bertindak represif terhadap aktifis Islam, menyiksa, menculik, bahkan menghukum mati mereka. Kekuatan sosialis, kapitalis, zionis, salibis, dan misionaris dunia berkonspirasi untuk menguasai negeri-negeri Islam.

Karenanya, sering kita menjumpai ungkapan ataupun tulisan bernada pesimis akan masa depan umat Islam. "Bagaimana mungkin, kaum muslimin bisa meraih kemenangan dan memegang tampuk kekuasaan, sementara dalam satu negeri terdapat banyak jamaah Islam yang masing-masing berbeda konsep dan manhaj perjuangan". Sungguh sangat disayangkan ungkapan seperti mengalir dari bibir-bibir mulia ulama Islam. Kita berprasangka baik, semoga itu diteriakkannya demi membakar gelora semangat kaum muslimin untuk kembali bangkit, dan menyadarkan bahwa kondisi umat Islam saat ini sedang dalam kondisi sakit. Namun, disadari atau tidak, ungkapan-ungkapan seperti ini –jika tidak di fahami dengan baik- sesungguhnya merupakan virus yang sangat berpotensi mematahkan sebuah hamâsatu ash-shahwah (semangat kebangkitan). Padahal, sesungguhnya umat Islam kini sangat memerlukan "taushiyah tasyjî'iyyah", gemblengan semangat yang menjadikan mereka senantiasa bergelora menegakkan kalimat Allah dan mengembalikan kejayaan Islam. Selalu optimis dan yakin bahwa masa depan milik Islam. Bukan sekedar sebuah impian bunga tidur di pagi hari, juga bukan tatapan kosong hayalan para pengangguran. Sebaliknya ini adalah janji Allah kepada kita, bahwa bumi ini akan di wariskan kepada hamba-hamba-Nya yang shalih. Inna NashraLlâhi Qarîb. Wa inna wa'daLlâhi haq.


Kemenangan Itu Pasti

Banyak dalil-dalil syar'i menyebutkan bahwa kemenangan bagi umat Islam pasti terwujud. Baca misalnya beberapa ayat berikut:

"Sesungguhnya kami akan menolong rasul-rasul kami dan orang–orang yang beriman di dunia dan hari akhir" (Q.S.Ghâfir: 51). "Dan merupakan hak kami untuk menolong orang-orang yang beriman" (Q.S. Ar-rûm: 47). "Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Allah akan menolong dan meneguhkan kedudukanmu".(Q.S Muhammad: 7).

Rasulullah pun menegaskan kembali dalam sabdanya:
"Tidak datang kiamat hingga kaum muslimin memerangi orang-orang Yahudi, sehingga orang Yahudi bersembunyi di belakang batu dan pohon, lalu batu dan pohon itu berkata: Hai orang muslim, ini orang Yahudi di belakangku, kemarilah bunuh dia, kecuali pohon Gharqad karena ia termasuk pohon orang Yahudi".

Petikan beberapa ayat dari undang-undang tertinggi umat Muhammad di atas sangat gamblang menerangkan bahwa para pembawa misi Ilahi itu mendapat jaminan perlindungan dari Allah. Namun, sekilas akan terasa kontras ketika kita mengaitkan dengan realita yang kita sebutkan di atas.

Sejarah telah banyak merekam kisah perjuangan para pembawa panji kebaikan. Nabi Yahya as. dan Zakaria as. meninggal terbunuh. Muhammad Saw. dan Isa as. amat kenyang dengan berbagai teror hingga upaya pembunuhan. Nabi Ibrahim as. dijebloskan hidup-hidup ke dalam kobaran api. Dan hampir seluruh anak Adam yang meniti rel ini akan berhadapan dengan kezhaliman. Lalu, di manakah kemenangan yang di janjikan Allah itu?

Adalah mustahil kita mengatakan bahwa Allah tidak konsisten dengan semua janji-janjiNya. Lantas, apa sebenarnya arti An-Nasr wa At-Tamkîn dalam Al-Quran tersebut? Sekiranya kita menghayati nash-nash kepastian kemenangan bagi umat Islam, niscaya kita akan melihat bahwa nash-nash tersebut berkisar pada dua aspek utama: Pertama, bahwa pertolongan Allah itu terikat dengan usaha kaum muslimin dalam menolong agama Allah. Kedua, memberikan kabar gembira akan datangnya kemenangan dan kekuasaan di hari mendatang.

Memang benar, berbagai jamaah bermunculan, tak ada yang membantahnya kecuali orang-orang yang sombong. Lantas, apa karena itu kita harus berputus asa, kemudian memilih 'uzlah dan meninggalkan amal fi sabilillah? Tentu saja sikap seperti ini tidak dibenarkan dengan beberapa konsideran sebagai berikut:

Allah menyuruh kaum muslimin untuk berpegang teguh pada tali Allah dan melarang berpecah belah (Ali Imran: 103). Tentu ada faktor yang menyebabkan perselisihan dan perpecahan, maka kita harus menyingkirkan faktor tersbut. Jika faktor itu terkait fikrah, maka seyogyanya para cendekia dari setiap jamaah bisa duduk bersama untuk menyamakan dan menyatukan fikrah. Jika hal itu tidak memungkinkan, sementara perbedaan (ikhtilâf) tersebut tergolong ke dalam ijtihâd fiqhiyyah, maka hendaknya beramal dengan perkara-perkara yang disepakati, dan bersikap toleran terhadap permasalahan yang masih di perselisihkan itu. Namun jika perbedaan tersebut masuk ke dalam wilayah akidah, maka kita kembalikan kepada kitab Allah dan RasulNya.

Jika faktor penyebab perselisihan itu adalah manhaj (metodologi), maka seyogyanya para konseptor masing-masing jamaah berusaha bertemu untuk saling memahami dalam satu kordinasi (tansîq baina al-jamâ'ât). Setiap jamaah beramal pada wilayah stressing-nya tanpa harus menjatuhkan yang lain. Yang penting ada kesepakatan antara semua pihak untuk mewujudkan eksistensi politik Islam.

Sejarah Islam telah membuktikan bahwa pernah terjadi perbedaan pandangan dalam masalah politik dan fiqh pada masa lalu antar umat Islam, namun demikian persatuan mereka tetap terjaga. Merupakan bukti terbesar bahwa tafâhum dan kejernihan hati bisa mewujudkan itu semua. Nabi pernah mempersatukan 'Aus dan Khazraj, dua kabilah besar di Madinah yang sebelumnya selalu bertikai. Sahabat Hasan bin Ali ra. rela melepaskan hak kekhilafahan kepada sahabat besar Muawiyah bin Abi Sufyan demi menghindari timbulnya fitnah perpecahan yang lebih besar, sehinga kaum muslimin di pemerintahan Bani Umayyah kembali jaya dan kokoh.

Di awal perjuangan Rasul, kita mengenal dua istilah peristiwa populer, yaitu ghazw al-Badr wa ghazw al-Uhud. Dua nama ini adalah bagian dari deretan peperangan yang mewarnai perjuangan kaum muslimin. Melalui dua medan peperangan ini, seolah Allah SWT. ingin memberikan sebuah materi kuliah exstra yang amat berharga kepada umat Muhammad akan hakikat sebuah kehidupan. Bahwa kehidupan di dunia bukan berjalan dengan sendirinya atau rekayasa umat manusia. Di balik semuanya ada Dzat Yang Maha Menentukan segala sesuatu.

Menurut analisa pakar militer termodern, seharusnya perang Badr seharusnya berakhir dengan kemenangan kaum musyrikin Mekah. Analisa ini sangat rasional, melihat jumlah, persiapan, dan persenjataan pasukan musyrikin yang jaun lebih besar. Pasukan muslimin sejak awal tidak membayangkan akan terlibat dalam peperangan dahsyat itu. namun, sutradara kehidupan dunia tetaplah Allah SWT. Dia memiliki rencana mutlak untuk makhluknya yang bernama manusia, bahkan malaikat pun tidak tahu. Pasukan muslimin mampu meraih fath dan membuat musuh harus menerima kekalahan telak, dengan menanggung korban yang tidak sedikit.

Berbeda dengan perang Uhud. Dalam perang ini pasukan muslimin sudah di ambang kemenangan besar. Namun karena satu hal prinsipil yang tidak dihiraukan oleh sebagian pasukan Islam, hingga meyebabkan mereka harus menerima kekalahan pahit.

Apa rahasia di balik peristiwa Badr dan Uhud? Dari dua peristiwa besar ini, kita sesungguhnya dapat menyerap sebuah SMS Ilahi sebagai berikut: Allah berfirman:"Inna NashraLlâhi Qarîb, Wa inna wa'daLlâhi Haq". Jaminan kemenangan yang dijanjikan oleh Allah terhadap hambanya yang shalih itu pasti. Sah saja yayasan "Bait Az-zakât" ketika membuka pendaftaran beasiswa menyertakan beberapa syarat yang harus di penuhi sebelumnya. Seperti: tidak merokok, nilai minimal jayyid dll. Begitupun dalam fiqh kemenangan, jika syarat-syarat kemenangan yang ditentukan Allah telah dipenuhi oleh umat Islam, pasti kemenangan itu akan terwujud. Wallâhu a'lam
Baca selengkapnya

TERUNTUK ISTRIKU IDAMAN

Bismillahirrahmannirahim,
Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Sahabat E-4 All semuanya "Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita yang shalehah" (H.R. Muslim)
Untuk para istri yang berhasrat menjadi penyejuk hati dan mata suaminya. Semoga Allah memelihara, membimbing dan melindungimu dalam naungan kasih sayang dan rahmat-Nya untuk cintanya kepada  Allah SWT dan suami & anak2. Amin.

Istri memegang peranan yang sangat penting dalam istana keluarganya. Maka ia dituntut untuk memahami peranan tersebut lalu mengaplikasikannya dalam kehidupan berkeluarga. Berikut ada beberapa wasiat untuk mereka yang berhasrat menjadi istri yang mendambakan keluarga bahagia. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin.

1. Takwa kepada Allah dan menjauhi maksiat.

Bila engkau ingin  kesengsaraan bersarang di rumahmu dan bertunas, maka bermaksiatlah kepada Allah. Sesungguhnya kemaksiatan menghancurkan negeri dan menggoncang kerajaan. Oleh karena itu jangan engkau goncangkan rumahmu dengan berbuat maksiat kepada Allah.Wahai hamba Allah, jagalah Allah maka Dia akan menjagamu beserta keluarga dan rumahmu.

Sesungguhnya ketaatan akan mengumpulkan hati dan mempersatukannya, sedangkan kemaksiatan akan mengoyak hati dan menceraiberaikan keutuhannya.Karena itulah, salah seorang wanita shalihah jika mendapatkan sikap keras dan berpaling dari suaminya, ia berkata:"Aku mohon ampun kepada Allah....itu terjadi karena perbuatan tanganku (kesalahanku)...."Maka hati-hatilah wahai saudariku muslimah dari berbuat maksiat, khususnya: Meninggalkan shalat atau mengakhirkannya atau menunaikannya dengan cara yang tidak benar. Duduk di majelis ghibah dan namimah, berbuat riya dan sum'ah, Menjelekkan dan mengejek orang lain.

Allah berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan janganlah wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain  (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita yang mengolok-olokkan"(QS. Al Hujurat:11).

Keluar menuju pasar tanpa kepentingan yang sangat mendesak dan tanpa didampingi mahram. Rasulullah bersabda: "Negeri yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjidnya dan negeri yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasarnya"(HR. Muslim).

Membiarkan suami dalam kemaksiatannya. Tabarruj (pamer kecantikan) dan sufur (membuka wajah). Membiarkan sopir dan pembantu masuk ke dalam rumah tanpa kepentingan yang mendesak.

2. Berupaya mengenal dan memahami suami.

Hendaknya engkau berupaya memahami suamimu. Apa apa yang ia sukai, berusahalah memenuhinya dan apa-apa yang ia benci, berupayalah untuk menjauhinya dengan catatan selama tidak dalam perkara maksiat kepada Allah karena tidak ada ketaatan kepada makhluk  dalam bermaksiat kepada Al-Khalik (Allah 'Azza Wajalla).

3. Ketaatan yang nyata kepada suami dan bergaul dengan baik.

Sesungguhnya hak suami atas istrinya itu besar. Rasulullah bersabda:"Seandainya aku boleh memerintahkanku seseorang sujud kepada orang lain niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya"(HR. Imam Ahmad dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Albany).

Hak suami yang pertama adalah ditaati dalam perkara yang bukan maksiat kepada Allah dan baik dalam bergaul dengannya serta tidak mendurhakainya. Rasulullah bersabda:"

Dua golongan yang shalatnya tidak akan melewati kepalanya, yaitu budak yang lari dari tuannya hingga ia kembali dan istri yang durhaka kepada suaminya hingga ia kembali"(HR. Thabrani dan Hakim, dishahihkan oleh Al-Albany).

Ketahuilah, engkau termasuk penduduk surga dengan izin Allah, jika engkau bertakwa kepada Allah dan taat kepada suamimu. Dengan ketaatanmu pada suami dan baiknya pergaulanmu terhadapnya, engkau akan menjdai sebaik-baik wanita (dengan izin Allah).

4. Bersikap qanaah (merasa cukup)

Kami meninginkan wanita muslimah ridha dengan apa yang diberikan untuknya baik itu sedikit ataupun banyak. Maka janganlah ia menuntut di luar kesanggupan suaminya atau meminta sesuatu yang tidak perlu. Renungkanlah wahai saudariku muslimah, adabnya wanita salaf radhiallahu 'anhunna...

Salah seorang dari mereka bila suaminya hendak keluar rumah ia mewasiatkan satu wasiat kepadanya. Apakah itu??? Ia berkata pada suaminya:"Hati-hatilah engkau wahai suamiku dari penghasilan yang haram, karena kami bisa bersabar dari rasa lapar namun kami tidak bisa bersabar dari api neraka..."

5. Baik dalam mengatur urusan rumah tangga, seperti mendidik anak-anak dantidak menyerahkannya pada pembantu, menjaga kebersihan rumah dan menatanya dengan baik dan menyiapkan makan pada waktunya. Termasuk pengaturan yang baik adalah istri membelanjakan harta suaminya pada tempatnya (dengan baik), maka ia tidak berlebih-lebihan dalam perhiasan dan alat-alat kecantikan.

6. Baik dalam bergaul dengan keluarga suami dan kerabat-kerabatnya, khususnya dengan ibu suami sebagai orang yang paling dekat dengannya.Wajib bagimu untuk menampakkan kecintaan kepadanya, bersikap lembut, menunjukkan rasa hormat, bersabar atas kekeliruannya dan engkau melaksanakan semua perintahnya selama tidak bermaksiat kepada Allah semampumu.

7. Menyertai suami dalam perasaannya dan turut merasakan duka cita dan kesedihannya. Jika engkau ingin hidup dalam hati suamimu, maka sertailah ia dalam duka cita dan kesedihannya. Renungkanlah wahai saudariku kedudukan Ummul Mukminin, Khadijah radhiallahu 'anha, dalam hati Rasulullah walaupun ia telah meninggal dunia.. Kecintaan beliau kepada Khadijah tetap bersemi sepanjang hidup beliau, kenangan bersama Khadijah tidak terkikis oleh panjangnya masa. Bahkan terus mengenangnya dan bertutur tentang andilnya dalam ujian,  kesulitan dan musibah yang dihadapi.

Seorangpun tidak akan lupa perkataannya yang masyur  sehingga menjadikan Rasulullah merasakan ketenangan setelah terguncang dan merasa bahagia setelah bersedih hati ketika turun wahyu pada kali pertama:" Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selamanya. Karena sungguh engkau menyambung silaturahmi, menaggung orang lemah, menutup kebutuhan orang yang tidak  punya dan engkau menolong setiap upaya menegakkan kebenaran".(HR. Mutafaq alaihi, Bukhary dan Muslim).

8. Bersyukur (berterima kasih) kepada suami atas kebaikannya dan tidak melupakan keutamaannya. Wahai istri yang mulia! Rasa terima kasih pada suami dapat kau tunjukkan dengan senyuman manis di wajahmu yang menimbulkan  kesan di hatinya, hingga terasa ringan baginya kesulitan yang dijumpai dalam pekerjaannya. Atau engkau ungkapkan dengan kata-kata cinta yang memikat yang dapat menyegarkan kembali cintamu di hatinya. Atau memaafkan kesalahan dan kekurangannya dalam menunaikan hak-hakmu dengan membandingkan lautan keutamaan dan kebaikannya kepadamu.

9. Menyimpan rahasia suami dan menutupi kekurangannya (aibnya). Istri adalah tempat rahasia suami dan orang yang paling dekat dengannya serta paling tahu kekhususannya. Bila menyebarkan rahasia merupakan sifat yang tercela untuk dilakukan oleh siapapun, maka dari sisi istri lebih besar dan lebih jelek lagi.

Saudariku, simpanlah  rahasia-rahasia suamimu, tutuplah aibnya dan jangan engkau tampakkan kecuali karena maslahat yang syar'I seperti mengadukan perbuatan dhalim kepada Hakim atau Mufti atau orang yang engkau harapkan nasehatnya.

10. Kecerdasan dan kecerdikan serta berhati-hati dari kesalahan. Termasuk kesalahan adalah: Seorang istri menceritakan dan menggambarkan kecantikan sebagian  wanita yang dikenalnya kepada suaminya. Padahal Rasulullah telah melarang hal itu dalam sabdanya:"Janganlah seorang wanita bergaul dengan wanita lain lalu mensifatkan wanita itu kepada suaminya sehingga seakan-akan suaminya melihatnya"(HR. Bukhary dalam An-Nikah).

"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)...." (Q.S. An Nissa 4.34)

sumber : Rumah tangga tanpa problema, Syaikh Mazin Bin Abdul Karim Al-Farih.

"Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu" (Q.S. An Nuur 24:35).

"Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku satu ungkapan tentang Islam,  yang saya tidak memintanya kepada siapapun kecuali kepadamu." Rasulullah saw bersabda, "Katakanlah, 'Aku beriman kepada Allah,' kemudian Istiqamahlah." (H.R. Muslim)
Baca selengkapnya