Thursday, 31 January 2013

OPTIMIS DAN PRODUKTIF


Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Sampurasun baraya E-4 ALL semuanya

Manfaat positif yang dirasakan oleh seorang muslim yang memiliki sikap sabar adalah lahirnya rasa optimis. Kesabaran yang terus diasah dapat melahirkan rasa percaya diri dan keyakinan yang kokoh. Namun kesabaran ini juga harus dilengkapi dengan sikap tawakkal yang merupakan sikap berserah diri, menerima dan legawa terhadap segala ketetapan Allah. Seorang muslim yang bertawakkal hidupnya akan tentram. Tak perlu ada kekhawatiran terhadap segala hal yang akan dan mungkin terjadi. Sebab semua sudah diatur oleh Yang Maha Mencipta. Kondisi ini selanjutnya akan melahirkan tingkat produktivitas yang tinggi.

Produktif buat seorang Muslim merupakan cermin dari kecerdasan dan kreativitasnya dalam memanfaatkan waktu. Ia tidak pernah membuang sia-sia tiap detik yang berdetak. Ia sangat sadar bahwa waktu yang dijalani punya nilai ibadah. " Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah (beribadah) kepada-Ku." (QS adz dzaariyaat : 56)

Kesadaran bahwa waktu harus diisi dengan ibadah hendaknya dilambari oleh kesadaran bahwa setiap perbuatan akan berujung ganjaran.  Diharapkan kesadaran ini akan mendorong setiap muslim untuk bekerja keras dalam mengisi waktunya dengan kebaikan, untuk dirinya, keluarganya, ataupun demi kemaslahatan ummat.

Produktivitas bukan hanya difahami dalam konsep bekerja sebagai karyawan kantor semata. Inti produktivitas adalah menghasilkan karya dan selalu berorientasi pada peningkatan prestasi bukankan Allah telah menyediakan sarana dan prasarananya kepada manusia, "Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati.Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan. Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air, supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka.Maka mengapakah mereka tidak bersyukur? (QS. 36:33-35)

Karena itu yang harus kita lakukan adalah bersyukur dengan memanfaatkan segala karunia yang telah diberikan. Sikap lalai apalgi kufur nikmat akan mengantarkan kekufuran yang lebih besar lagi. Dan salah satu nikmat yang utama adalah waktu. Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, (QS. 103:1-2)

Sadar bahwa kerja, karya dan prestasi merupakan lingkaran yang harus melekat dalam diri seorang muslim. Beristirahat, bersantai dan terlena terhadap sebuah hasil kerja hanya kan membuat kita jatuh ke dalam lubang kebinasaan, terserang oleh virus kepuasan semu. Ujung-ujungnya, kita akan terjerembab dalam kubangan orang-orang yang berhenti belajar.

Sebelum kita jatuh dalam petaka ini, perlu ditumbuhkan kesadaran bahwa dunia merupakan ladang memperkaya amal untuk kepentingan akhirat. Hal ini harus menjadikan tangguh, karena tahu bahwa segala hambatan atau tantangan punya nilai tambah di sisi Allah.

Tak perlu berkeluh kesah terhadap segala hal yang kita alami. Keluh kesah apalagi menyerah pada nasib mengatasnamakan takdir adalah petaka. La tahzan innallaha ma'ana, jangan bersedih sesungguhnya Allah bersama kita, adalah prinsip yang seharusnya dipegang oleh seorang muslim. Demi waktu matahari sepenggalan naik, dan demi malam apabila telah sunyi, Tuhanmu tiada meninggikan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu, dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan. Dan kelak pasti Tuhanmu memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas. (QS. 93:1-5)

Karena itu, setiap kita hendaknya berlomba-lomba menyelesaikan amanah yang kita embank. Harus ada keyakinan bahwa banyak pekerjaan lain yang harus menanti uluran tangan, pemikiran dan curahan tenaga kita. Kerja dakwah akan terus berjalan. Kerja dakwah akan selalu membutuhkan tangan-tangan kuat dan kreatif. Tidak mudah bergeser, walau hambatan dan tantangan yang menghadang sebesar gunung. Sebuah pekerjaan besar jangan membuat kita larut dalam kelelahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, (QS. 94:7(

Sikap optimis dan produktif adalah gerbang menuju kesuksesan. Sukses sebagai manusia yang ingin memenuhi kebutuhan pribadi. Sukses menjadi seorang hamba yang memiliki tujuan jangka panjang di akhirat kelak. Tidak perlu takut pada kegagalan. Tidak perlu gentar terhadap ancaman. Tidak perlu surut walau terbentur. Dunia, tak selebar daun kelor. Untuk itulah gunung ditancapkan, hujan diturunkan, tanaman disuburkan. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. 94:1-6)

Perjalanan usia seharusnya menempatkan manusia menjadi jauh lebih matang dalam berfikir, bertindak dan berucap, agar pribadi-pribadi kuat lahir. Sosok hamba yang tidak mudah mengatakan "saya kalah". Tapi justeru memunculkan individu-individu yang selalu mengucapakan " saya akan kembali dan mencoba, karena saya ingin menang."

Di satu sisi lain, sikap produktif akan membuka cakrawala berfikir kita sebagai makhluk dan hamba sehingga tidak menghabiskan sisa umur yang ada. Optimisme menjadi cambuk bagi seorang muslim untuk bisa melangkahkan diri dalam membagi kebahagiaan dan manfaat bagi saudaranya yang lain. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. 28:77)

Demikianlah islam memberikan pendidikan kepada umatnya, melatih kekuatan mental kepada umatnya. Berfikir, bekerja dan berkarya tanpa ada kata henti. Istirahat bagi seorang muslim adalah ketika menemui Tuhannya. Itulah yang telah diwariskan oleh generasi awal islam, menjadikan apa yang diajarkan oleh Allah melalui Rasul-Nya sebagai bekal untuk membentuk diri yang produktif, berjalan di atas rasa optimis.

Bagikan

Jangan lewatkan

OPTIMIS DAN PRODUKTIF
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.