Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Sampurasun baraya E-4 ALL semuanya
Sampurasun baraya E-4 ALL semuanya
Manfaat positif yang dirasakan oleh seorang muslim
yang memiliki sikap sabar adalah lahirnya rasa optimis. Kesabaran yang terus
diasah dapat melahirkan rasa percaya diri dan keyakinan yang kokoh. Namun
kesabaran ini juga harus dilengkapi dengan sikap tawakkal yang merupakan sikap
berserah diri, menerima dan legawa terhadap segala ketetapan Allah. Seorang
muslim yang bertawakkal hidupnya akan tentram. Tak perlu ada kekhawatiran
terhadap segala hal yang akan dan mungkin terjadi. Sebab semua sudah diatur
oleh Yang Maha Mencipta. Kondisi ini selanjutnya akan melahirkan tingkat
produktivitas yang tinggi.
Produktif buat seorang Muslim merupakan cermin
dari kecerdasan dan kreativitasnya dalam memanfaatkan waktu. Ia tidak pernah
membuang sia-sia tiap detik yang berdetak. Ia sangat sadar bahwa waktu yang
dijalani punya nilai ibadah. " Dan aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka menyembah (beribadah) kepada-Ku." (QS
adz dzaariyaat : 56)
Kesadaran bahwa waktu harus diisi dengan ibadah
hendaknya dilambari oleh kesadaran bahwa setiap perbuatan akan berujung
ganjaran. Diharapkan kesadaran ini akan
mendorong setiap muslim untuk bekerja keras dalam mengisi waktunya dengan
kebaikan, untuk dirinya, keluarganya, ataupun demi kemaslahatan ummat.
Produktivitas bukan hanya difahami dalam konsep
bekerja sebagai karyawan kantor semata. Inti produktivitas adalah menghasilkan
karya dan selalu berorientasi pada peningkatan prestasi bukankan Allah telah
menyediakan sarana dan prasarananya kepada manusia, "Dan suatu tanda
(kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati.Kami hidupkan
bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian, maka daripadanya mereka
makan. Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan
padanya beberapa mata air, supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa
yang diusahakan oleh tangan mereka.Maka mengapakah mereka tidak bersyukur? (QS.
36:33-35)
Karena itu yang harus kita lakukan adalah
bersyukur dengan memanfaatkan segala karunia yang telah diberikan. Sikap lalai
apalgi kufur nikmat akan mengantarkan kekufuran yang lebih besar lagi. Dan
salah satu nikmat yang utama adalah waktu. Demi masa. Sesungguhnya manusia itu
benar-benar berada dalam kerugian, (QS. 103:1-2)
Sadar bahwa kerja, karya dan prestasi merupakan
lingkaran yang harus melekat dalam diri seorang muslim. Beristirahat, bersantai
dan terlena terhadap sebuah hasil kerja hanya kan membuat kita jatuh ke dalam
lubang kebinasaan, terserang oleh virus kepuasan semu. Ujung-ujungnya, kita
akan terjerembab dalam kubangan orang-orang yang berhenti belajar.
Sebelum kita jatuh dalam petaka ini, perlu
ditumbuhkan kesadaran bahwa dunia merupakan ladang memperkaya amal untuk
kepentingan akhirat. Hal ini harus menjadikan tangguh, karena tahu bahwa segala
hambatan atau tantangan punya nilai tambah di sisi Allah.
Tak perlu berkeluh kesah terhadap segala hal yang
kita alami. Keluh kesah apalagi menyerah pada nasib mengatasnamakan takdir
adalah petaka. La tahzan innallaha ma'ana, jangan bersedih sesungguhnya Allah
bersama kita, adalah prinsip yang seharusnya dipegang oleh seorang muslim. Demi
waktu matahari sepenggalan naik, dan demi malam apabila telah sunyi, Tuhanmu
tiada meninggikan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu, dan sesungguhnya akhir
itu lebih baik bagimu dari permulaan. Dan kelak pasti Tuhanmu memberikan
karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas. (QS. 93:1-5)
Karena itu, setiap kita hendaknya berlomba-lomba
menyelesaikan amanah yang kita embank. Harus ada keyakinan bahwa banyak
pekerjaan lain yang harus menanti uluran tangan, pemikiran dan curahan tenaga
kita. Kerja dakwah akan terus berjalan. Kerja dakwah akan selalu membutuhkan
tangan-tangan kuat dan kreatif. Tidak mudah bergeser, walau hambatan dan
tantangan yang menghadang sebesar gunung. Sebuah pekerjaan besar jangan membuat
kita larut dalam kelelahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu
urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, (QS. 94:7(
Sikap optimis dan produktif adalah gerbang menuju
kesuksesan. Sukses sebagai manusia yang ingin memenuhi kebutuhan pribadi.
Sukses menjadi seorang hamba yang memiliki tujuan jangka panjang di akhirat
kelak. Tidak perlu takut pada kegagalan. Tidak perlu gentar terhadap ancaman.
Tidak perlu surut walau terbentur. Dunia, tak selebar daun kelor. Untuk itulah
gunung ditancapkan, hujan diturunkan, tanaman disuburkan. Bukankah Kami telah
melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu,
yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan. (QS. 94:1-6)
Perjalanan usia seharusnya menempatkan manusia
menjadi jauh lebih matang dalam berfikir, bertindak dan berucap, agar
pribadi-pribadi kuat lahir. Sosok hamba yang tidak mudah mengatakan "saya
kalah". Tapi justeru memunculkan individu-individu yang selalu
mengucapakan " saya akan kembali dan mencoba, karena saya ingin
menang."
Di satu sisi lain, sikap produktif akan membuka
cakrawala berfikir kita sebagai makhluk dan hamba sehingga tidak menghabiskan
sisa umur yang ada. Optimisme menjadi cambuk bagi seorang muslim untuk bisa
melangkahkan diri dalam membagi kebahagiaan dan manfaat bagi saudaranya yang
lain. Dan
carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. 28:77)
Demikianlah islam memberikan pendidikan kepada
umatnya, melatih kekuatan mental kepada umatnya. Berfikir, bekerja dan berkarya
tanpa ada kata henti. Istirahat bagi seorang muslim adalah ketika menemui
Tuhannya. Itulah yang telah diwariskan oleh generasi awal islam, menjadikan apa
yang diajarkan oleh Allah melalui Rasul-Nya sebagai bekal untuk membentuk diri
yang produktif, berjalan di atas rasa optimis.
Bagikan
OPTIMIS DAN PRODUKTIF
4/
5
Oleh
Unknown