Assalamu'alaikum Wr. Wb
Sampurasun baraya E-4 All semua sedikit berbagi sekilas cerita dari gangnam style diambil dari facebook sahabat AHMAD HUSAIN pada tanggal 24 januari 2013, langsung aja simak siapa tau jadi pengetahuan sahabat blogger semuanya.
Tadi malam,
setelah keluar dari masjid setelah selesai sholat Isya' di masjid yang dekat
dengan rumah, saya berjalan kaki seorang diri pergi ke sebuah kedai makan untuk
makan malam. Pengunjung di kedai makan yang saya tuju itu agak ramai dan bisa
dikatakan hampir kebanyakan meja di kedai tersebut sudah penuh. Saya memilih
untuk duduk di salah sebuah meja di bagian paling ujung seorang diri yang
ketika itu tidak ada orang di meja tersebut. Apabila pelayan datang saya mau
memesan makanan yang saya mau. Setelah beberapa saat pelayan tersebut pergi
datanglah seorang gadis muda berkulit cerah berjubah dan bertudung hitam gaya
wanita Arab ke meja saya seraya bertanya:
"Tuan,
boleh saya duduk di sini..? anda lihat, tempat-tempat di meja lain semua sudah
penuh.."
"Oh, ok..
tak apa. Silakan duduk.." jawab saya agak terkejut dengan sapaan gadis
itu. Percakapan kami dalam bahasa Inggeris.
Kemudian pelayan
datang kepadanya dan dia hanya memesan 'fresh orange' untuk minum. Setelah
pelayan pergi saya memberanikan diri bertanya kepadanya dengan rasa takut:
"Kamu
seorang diri saja? Dan kamu kelihatan bukan orang Malaysia kan?"
Dia mengangkat
wajahnya dari telefon ke arah saya lalu menjawab dengan tersenyum: "Oh
saya dari Korea Selatan, dan saya ingin ke rumah seorang kawan.."
"Oh Korea
Selatan.. sekarang negara itu sedang terkenal dengan tarian Gangnam
Style.." jawab saya spontan sambil tersenyum dan menganguk-angguk
sendirian tatkala mata gadis itu kembali ke telefon sambil menggerak-gerakkan
jarinya di atas layar sentuh dan kadangkala dia juga tersenyum seorang diri
melihat sesuatu dari telefon.
"Gangnam
Style..? Apa yang kamu tahu tentangnya.. ia tarian yang dilaknat Tuhan. Saya
menganggapnya diilhamkan oleh Iblis kepada artis itu." jawabnya dengan
nada yang tegas dan berani.
"Oh ok ok,
saya minta maaf..saya tak bermaksud menyinggung perasaan kamu.." jawab
saya serta-merta.
Percakapan
terhenti seketika beberapa saat. Setelah kira-kira 15-20 minit pelayan kembali
datang dengan membawa pesanan saya dan minuman gadis itu.
"Kamu mau
tahu apa yang saya tahu tentang Gangnam?" tanya gadis itu kepada saya.
"Jika kamu
berminat untuk bercerita kepada saya, saya akan mendengarnya…" jawab saya
dengan tenang sambil minum jus tembikai susu yang saya pesan.
"Ok tunggu
beberapa minit, setelah saya membalas pesan-pesan ini.." jawabnya sambil
jari-jemarinya ligat bermain di layar telefon.
Saya hanya
mengangguk-angguk sambil mengangkat kening dan mulai makan makanan dengan
sendok ke dalam mulut walaupun saya sadar bahawa makan dengan menggunakan
tangan itu lebih mengikutii Sunnah Rasulullah SAW.
"Baik,
sekarang saya akan bercerita tentangnya.. ia sesuatu yang menarik tetapi kejam
dan menakutkan." kata gadis itu kembali.
"Ok,
seakan-akan ada satu perkara besar yang kamu ingin sampaikan kepada saya."
jawab saya kembali sambil mulut mengunyah nasi.
Kemudian dia
diam, kira-kira sepuluh detik, mengambil nafas lalu memulai ceritanya kepada
saya:
"Di Gangnam
ada satu pertandingan kejam yang diadakan untuk gadis-gadis muda untuk menjadi
perempuan-perempuan simpanan bagi orang-orang kaya dan para jutawan. Kebanyakan
gadis muda yang ikut pertandingan tersebut adalah mereka yang ingin mencoba
nasib apabila gagal mencari pekerjaan atau terlalu berharap untuk menikmati
hidup mewah bersama orang-orang kaya… mereka dijanjikan dengan hadiah yang
sangat besar, mobil mewah, jet peribadi dan rumah besar seperti istana dengan
kolam renang jika memenangi pertandingan tersebut."
Kemudian dia
diam lagi... kali ini dia minum minuman 'fresh orange'.. dia diam dengan agak lama
tanpa berkata apa-apa.
"Ok,
kemudian..?" tukas saya lagi ingin tahu.
"Oh, ia
sesuatu yang amat dahsyat dan keji dan saya hampir tidak mahu menceritakannya
kepada kamu. Tapi saya akan coba ceritakannya juga agar kamu dapat tahu apa
kisah sebenarnya yang terjadi.." sambungnya lagi.
"Iya,
silakan sambung lagi... saya memang ingin tahu tentangnya." balas saya
lagi.
"Ok...
Pertandingan itu, untuk ikut ke tempat pertandingan tersebut, para peserta yang
terdiri dari perempuan-perempuan muda yang cantik masing-masing disuruh
menunggang seekor kuda kira-kira 500 meter dari tempat para peserta berkumpul
ke tempat pertandingan yang merupakan sebuah istana besar dan mewah milik
seorang jutawan di Gangnam. Kamu bayangkan, mereka semuanya menunggang kuda
dengan memakai kasut tumit tinggi, baju tipis dan skirt pendek yang seksi
sambil diiringi pihak penyelenggara pertandingan dengan helikopter.."
"Setelah
sampai di sana mereka disambut oleh pihak penyelenggara di istana itu dan
dibagi menjadi dua kelompok. Setiap kelompok akan melalui dua rintangan yang
berbeda. Pertandingannya ialah melewati semua halangan untuk sampai ke tujuan
yang di tentukan. Ia seperti pertandingan ‘Wipe Out’ di TV jika kamu pernah
melihatnya. Setelah sampai di tujuan, para peserta yang berhasil dari dua
kelompok itu akan bertarung dengan temannya sendiri. Jika pihak lawan tewas
maka peserta yang masih bertahan akan dianggap sebagai pemenang dan mendapat
uang bernilai jutaan USD. rintangan itu sangat berbahaya, namun para peserta
hanya melakukannya dengan memakai kasut tumit tinggi dan pakaian seksi mereka
sambil disaksikan dan disorak oleh para jutawan yang melihat aksi-aksi mereka
tersebut dari sebuah ruang balkoni ruangan mewah di istana tersebut. Saya tidak
pasti ia dirakam ataupun tidak. Terus-terang, ia adalah pertandingan bunuh diri
yang paling gila…"
"Ok,
kemudian.. apa yang terjadi?" tanya saya mencelah dengan rasa penasaran.
"Satu
ketika di salah satu trek, para peserta disuruh memanjat palang-palang besi
untuk melintasi salah satu menara di istana tersebut, palang tersebut sangat
tinggi dan di bawahnya ada kolam renang. Di satu sudut yang lain, para jutawan
pula menyaksikan aksi-aksi peserta dari dalam sebuah bilik mewah sambil
menikmati hidangan dan minuman arak yang mahal bersama gadis-gadis
mereka."
"Banyak
perserta ketika itu yang terjatuh ke bawah ketika coba memanjat palang-palang
besi tersebut. Ada yang terhempas ke lantai dan kepalanya pecah. Ada yang patah
tangan dan kaki. Ada yang pecah badannya. Kolam renang tersebut penuh dengan darah
dan ada yang mati lemas ketika jatuh ke dalamnya setelah gagal untuk berenang
keluar dari kolam renang yang dalam tersebut. Mereka semua para gadis yang
tidak berupaya dan mereka sangat kasihan."
"Yang lebih
keji daripada itu, mereka yang cedera ketika itu tidak dibantu.. malah
dibiarkan saja untuk disorak dan ditertawakan oleh para jutawan yang melihat
mereka sepanjang pertandingan. Akhirnya apa yang saya tahu, hanya dua orang
gadis saja yang berhasil melepasi rintangan itu dari keseluruhan 30 orang gadis
yang ikut... saya diberitau walaupun dua gadis itu akhirnya berhasil, mereka
kini hidup dengan trauma dan penuh ketakutan di sisi para jutawan gila
tersebut. Mereka kini hidup seperti hamba di dalam istana zaman purba. Tiada
tamadun dan tiada akhlak... hanya menjadi hamba suruhan lelaki-lelaki kaya yang
merantai hidup mereka saja. Lebih malang lagi gadis-gadis yang sudah terjerumus
ke sana tidak boleh lari dari golongan kaya gila itu. Jika coba untuk lari
kemungkinan mereka akan dibunuh."
Sampai di sini
tiba-tiba gadis itu sedih... wajahnya berubah dan air matanya serta-merta
mengalir laju dan menangis teresak-esak. Saya sudah tentu sangat terkejut
dengan perubahannya secara tiba-tiba itu, dan coba memujuknya,
"Hey,
please don't cry here… people will look to us. Please calm down. I'm sorry so
much to make you telling me this story…" kata saya kepadanya perlahan
dengan suara hampir berbisik.
Namun saya
membiarkannya dengan keadaannya itu untuk beberapa saat. Kemudian saya berkata
kepadanya: "Saya tak tahu apa sebenarnya yang membuat kamu menangis, tapi
saya sangat minta maaf karena disebabkan saya kamu menangis. Sebenarnya saya
sangat terkejut mendengar cerita kamu. Ia sesuatu yang sangat dahsyat yang
belum pernah saya mendengarnya sebelum ini.."
"Ia ok...
ia ok... ia ok..." (sambil mengesat air matanya dengan sapu tangan
miliknya)... maafkan saya karena tiba-tiba bersikap sedih tadi. Kamu tahu,
salah seorang gadis yang mati kerana pecah badannya ketika jatuh di pinggir
lantai kolam renang itu, ia adalah adik perempuan saya sendiri... Ibu saya
bunuh diri karenanya dan bapak saya menjadi gila. Setelah ibu saya bunuh diri
bapa saya sakit selama berbulan-bulan lalu akhirnya meninggal dunia."
Pada waktu ini
dia kembali diam beberapa menit… saya pula tergumam dan tidak berkata apa-apa…
setelah itu dia menarik nafasnya dalam-dalam lalu menyambung kembali kisahnya,
"Ibu-bapak
saya hanya memiliki dua orang anak perempuan dan adik saya sudah menjadi mangsa
kepada nafsu gila orang-orang kaya Korea."
"Setelah
selesai pertandingan tersebut, saya dihubungi seorang wanita yang memberitahu
bahwa adik saya telah pingsan dan cedera parah karena kemalangan dan saya
disuruh ke rumah sakit untuk melihatnya. Wanita itu menyatakan dia mendapat
nombor telfon saya dari adik saya. Ketika saya dan ibu-bapak saya tiba di rumah
sakit, kami diberitau adik saya telah meninggal dunia. Saya memarahi wanita
tersebut dan mendesaknya bertubi-tubi untuk menceritakan kisah sebenarnya
kepada saya... dan akhirnya setelah beberapa hari dia menceritakan keseluruhan
kisah ini kepada saya. Setelah tahu kisah sebenarnya, kami sekeluarga berteriak
dan menangis macam orang gila karena tidak pernah menyangka adik saya sanggup
ikut pertandingan gila tersebut hanya untuk hidup mewah sebagai gadis simpanan
orang-orang kaya. Namun wanita itu berkata itu adalah pilihan adik saya
sendiri."
"Beberapa
minggu kemudian ibu saya bunuh diri pada satu malam dengan menelan aspirin
sebanyak 200 biji. Keesokan harinya ibu saya koma dan ketika saya dan bapak
mengantarnya ke rumah sakit, pada malam harinya dia meninggal dunia. Bapak saya
pula setelah itu sakit jiwa sebelum mengalami sakit tenat yang membawanya
meninggal dunia. Saya pula hidup tidak menentu dan mujurlah masih mempunyai
seorang sahabat wanita beragama Islam yang terus berjuang agar saya dapat
meneruskan kehidupan dengan tabah. Berulang-ulang kali dia mengingatkan kepada
saya bahwa kehidupan ini adalah anugerah Tuhan dan orang yang beriman tidak
akan berputus asa."
"Dan kerana
itu saya melihat kamu kini sebagai seorang Muslimah..?" saya mencelah
ceritanya.
"Alhamdulillah,
terima kasih kepada Tuhan. Sahabat saya itu telah membawa saya berjumpa dengan
seorang imam di bandar Seoul untuk memulihkan semangat hidup saya. Imam itu
mulai bercerita kepada saya tentang Allah, Islam dan Nabi Muhammad. Saya
menerima segala ajarannya dengan lapang hati seakan-akan ia satu-satunya
pilihan yang ada. Benar, Islam adalah satu cahaya yang sangat terang seperti
matahari dan mendamaikan seperti bulan purnama yang kembali menyuluh seluruh
hidup saya dan saya terus pindah ke agama ini tanpa ragu-ragu. Dan kamu tahu
tidak, jiwa saya terasa sangat-sangat tenang dan damai ketika mendengar
ayat-ayat Al-Quran yang berkumandang di ibu kota markas Islam di bandar Seoul.
Imam itu salah seorang ahli pengurusnya. Saya tidak pernah mendengar
musik-musik yang sangat indah seperti ayat-ayat Al-Quran sebelum ini dalam
hidup saya."
Kini suara gadis
itu kembali gagah seraya berkata, "Alhamdulillah, saya bersyukur karena
diselamatkan Tuhan dan kembali dihidupkan semula sebagai seorang Islam setelah
saya kehilangan segala-galanya akibat kekeringan jiwa masyarakat dunia terutama
masyarakat Korea yang hidup sesat tanpa agama. Mereka semua telah sesat tanpa
panduan hidup yang benar dari Tuhan."
Setelah itu dia
diam dan meminum minumannya...
"Kisah kamu
amat menarik tetapi menakutkan. Apakah kamu sudah mengambil tindakan
undang-undang bagi pihak adik kamu, atau melaporkannya kepada media atau
berbuat sesuatu?" ujar saya kembali kepadanya.
"Lupakan
sajalah, saya sudah melaporkannya kepada pihak polis, sudah menceritakannya
kepada beberapa orang wartawan dan melaporkannya secara bersumpah kepada
beberapa orang pengacara. Pihak polisi enggan melakukan pendakwaan karena tiada
bukti-bukti yang kukuh mengenainya. Tiada video dan tiada saksi-saksi lain yang
mau tampil kepada pihak berkuasa selain saya. Mungkin ada namun ia tidak
memadai. Wanita yang membawa adik saya ke rumah sakit itu juga sudah
menghilangkan diri. Saya coba menghubungi nombor telfon berali-kali namun dia
tidak dapat dihubungi. Kali terakhir saya mendengar tentangnya melalui seorang
pengacara yang mendapat khabarnya dari seorang detektif polisi bahwa dia sudah
meninggal dunia akibat kemalangan. Para pengacara lain dan wartawan yang saya
ceritakan kisah ini kepada mereka semuanya telah dibungkam untuk tidak
menyiarkannya kepada umum. Mungkin begitu juga yang terjadi kepada korban yang
lain. Laporan polisi di sana pula menyatakan gadis-gadis yang meninggal dunia
akibat cedera parah itu adalah karena rabung palang-palang besi di istana itu
roboh ke bawah ketika mereka semua sedang berada di atasnya karena ketika pihak
polisi sampai di sana palang-palang besi itu sudah dirobohkan. Manakala korban
yang masih hidup masih mengalami trauma yang dahsyat dan ada yang cacat seumur
hidup walaupun mereka mendapat bayaran ganti rugi asuransi yang banyak. Apa
yang saya tahu mereka semuanya dibungkam akan dibunuh jika menyiarkankan
peristiwa sebenarnya kepada pihak polisi. Yang pasti di sana wujud
monster-monster besar yang menutupi kejadian ini termasuk menteri-menteri
kerajaan… ia berkaitan dengan uang dan kuasa. Dan sudah tentu kamu tahu apa
yang uang dan kuasa buat pada kita." jawabnya lagi dengan panjang lebar
yang sarat dengan hujah.
"Oh, ok...
ia sesuatu yang gila yang pernah saya dengar. Jadi sekarang berapa umur kamu
dan mengapa kamu berada di Malaysia? Dan... apa yang kamu lakukan di Malaysia
sekarang ini? Dan lagi… kapan peristiwa itu terjadi?" tanya saya
bertubi-tubi kepadanya dengan rasa ingin lebih tahu.
"Kamu
tebak, berapa umur saya…?"
"Saya tidak
mau menebak dan saya tidak tahu berapa umur kamu."
"Kisah
sedih itu hanya berlaku pada tahun lalu, dan saya tidak mau sebut apa bulan dan
harinya. Cukuplah kamu tahu ia berlaku pada tahun kemarin. Kini saya berumur 29
tahun dan saya di berada di Malaysia kerana ingin coba mendaftar kursus bahasa
Arab di Universitas ******* dengan sahabat wanita Muslimah saya dari Korea itu.
Tadi saya bertemu-janji dengannya untuk bertemu di sini. Kami rekan serumah dan
dia tadi menziarahi rekan kami orang Malaysia di kawasan ini. Saya sampai ke
sini naik taksi.” jawabnya berterus-terang dengan nada jujur.
"Oh, kamu
sungguh berani. Di Malaysia tidak banyak wanita yang berani naik taksi seorang
diri pada waktu malam. Terima kasih karena menceritakan kisah ini kepada saya..
saya amat menghargainya dan mudah-mudahan suatu hari Allah akan membalas dendam
untuk kamu dan korban lain yang telah teraniaya..." kata saya lagi
kepadanya sambil mengangguk-angguk.
"Sudah
tentu...! Suatu hari nanti semua orang dan dunia akan tahu mengenai kejahatan
tersembunyi di bandar Gangnam yang dilaknat itu!" jawabnya dengan nada
yang keras.
"Kamu ingat
artis yang mecipta lagu Gangnam gila itu menyukai cara hidup bandar Gangnam..?
Saya rasa dia amat sinis tentangnya dan dia pernah berasa tertekan dengan cara
hidup di sana.. namun kini dia sudah menjadi sebagian dari mereka. Semoga Tuhan
melaknat mereka semua. Saya menyerahkan kepada Tuhan untuk membalas segala
kejahatan mereka."
"Whoa...
kamu nampaknya sangat marah dengan Gangnam..." balas saya sambil
mengangkat kedua-dua kening dan meminum jus tembikai susu yang masih berbaki
menggunakan straw.
"Oh, jangan
kamu berpura-pura seperti tiada perasaan dan tidak mempunyai
perikemanusiaan.." balasnya kepada saya.
"Tidak,
tidak... saya benar-benar terkejut dan simpati dengan kisah kamu. Bahkan di
dibalik itu, saya dapat melihat kamu seorang yang tabah, kuat dan berani."
balas saya kembali untuk menenangkannya. Oh ya, apakah kamu datang sini dengan
biaya sendiri? Bagaimana dengan suami kamu dan kerja kamu di Korea?" tanya
saya kepadanya dengan menekan.
"Hahaha,
saya masih belum bersuami dan saya telah menjual segala apa yang saya punya di
Korea untuk datang ke sini. Saya mau belajar bahasa Arab di sini dan merancang
mau ke Mesir atau ke Islamic Center di Chicago selepas ini untuk belajar lebih
banyak tentang Islam di sana. Kamu juga tahu, Timur Tengah kini tidak stabil
dan saya masih ragu-ragu untuk ke Timur Tengah. Imam yang mengislamkan saya itu
pernah memberitahu saya bahwa dahulunya dia belajar bahasa Arab dan agama Islam
di Syria di sebuah universitas yang namanya An-Nur." jawabnya dengan
reaksi yang kembali ceria sambil tersenyum.
"Oh dulu
saya juga pernah belajar di Syria, dan universitas itu namanya Universitas Abu
Nur." jawab saya.
"Oh
benarkah? Ceritakan kepada saya tentang Syria... saya sengan bertemu dengan
kamu." jawabnya dengan muka yang sangat gembira.
Sesampainya di
sini percakapan kami mulai bertukar topik kepada isu Syria dan pergolakan di
Timur Tengah serta topik-topik lain yang sudah tiada kena-mengena dengan
Gangnam. Saya juga bercerita sedikit tentang latar belakang diri saya kepadanya
sebagai membalas kisah hidupnya yang telah dia ceritakan kepada saya.
Lama juga kami
bercerita sejak jam 9.00 malam tadi. Kira-kira jam 10.30 malam rekan gadis itu
datang ke kawasan kedai tersebut dan gadis itu meminta izin untuk pergi. Dia
membayar segala pesanan makanan saya dan memperkenalkan dirinya sebagai
Sofiyyah dan rakannya bernama Nadiah. Katanya nama mereka berdua diberikan oleh
imam yang mengislamkan mereka di bandar Seoul merangkap guru murabbi mereka di
Korea Selatan. Saya pula beruntung karena makan malam saya ada orang yang
membayarkannya.
Mereka pernah
lahir sebagai manusia yang tidak pernah menganut agama di Korea namun kini
Allah telah memuliakan mereka dengan agama Islam yang suci. Saya tidak tahu
sejauh mana kebenaran cerita Sofiyyah tentang kisah yang terjadi kepada adiknya
di Gangnam. Kebenaran kisah tersebut saya serahkannya kepada Allah. Namun saya berminat
untuk menyebarkan kisah ini kepada para pembaca agar para pembaca dapat membuat
penilaian sendiri. Kisah tersebut mungkin benar dan mungkin tidak benar. Namun,
di sebalik kisah yang saya pindahkan daripada Sofiyyah ini, dapatlah kita
mengetahui sesuatu dan menjadikannya sebagai pelajaran.
Apa yang saya
suka dari pelajaran ini ialah, saya melihat betapa Sofiyyah amat bersyukur dan
menghargai nikmat Islam yang dikurniakan Allah kepadanya. Dia sanggup
meninggalkan negerinya dan menjual segala hartanya demi mempelajari bahasa Arab
di bumi Malaysia bagi memahami Al-Quran, malah dia bercita-cita untuk terus
mengembara bagi mempelajari ilmu-ilmu Islam dan menjadi seorang pendakwah
Muslimah di negara Korea untuk Islamkan lebih banyak penduduk Korea. Dia
seorang yang amat berani, tabah dan cekal. Lihat saja, bagaimana dia seorang
diri berani menyapa seorang lelaki asing seperti saya di awal kisah tadi. Apa
yang saya lihat padanya, tidak ada rasa takut di dalam dirinya dan harapan
hidupnya telah sepenuhnya diserahkan kepada Allah. Dia telah menjual seluruh
jiwa dan raganya hanya kepada Allah semata. Di balik kekuatan dirinya sekarang,
saya juga yakin di belakangnya ada seorang murabbi mursyid yang hebat, yaitu
sang imam yang telah mengislamkannya. Biasanya di balik orang-orang yang hebat,
di belakang mereka sudah tentu ada para pendidik yang jauh lebih hebat lagi. Di
dalam hati saya berkata sudah tentu peribadi sang imam itu lebih hebat lagi
karena berhasil memperbaiki diri Sofiyyah menjadi lebih kuat sepertimana
sekarang. Ia bukanlah sesuatu yang mudah untuk memulihkan, mendidik dan
membangunkan jiwa manusia yang sudah rusak seperti Sofiyyah dan menjadikannya
seorang srikandi yang gagah perkasa jiwanya.
Sepanjang
berjalan kaki pulang ke rumah, saya banyak tertanya-tanya di dalam hati betapa
kita ini begitu leka dan tidak bersyukur dengan nikmat beragama Islam yang
telah Allah anugerahkan kepada kita sejak kita dilahirkan ke alam dunia.
Di dalam hati
saya sepanjang pulang, "Allahu Rabbi.... alhmdulillah, alhamdulillah,
alhamdulillah." Sambil kaki saya sekali menyepak batu-batu kecil di
jalanan dan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku baju putih kiri dan kanan
seraya muka menunduk ke arah tanah...
Sehingga saat
ini saya masih tetap berfikir sendirian, kisah Sofiyyah ini ialah apa yang saya
dengar berlaku di negara Korea yang maju.. bagaimana pula dengan kisah-kisah
gelap seperti kisah gadis-gadis Melayu Islam yang menjadi pelacur kelas atasan
di negara kita. Sudah tentu banyak juga kisah-kisah gelap yang tidak pernah
kita dengar tentang mereka. Sebelum ini saya pernah juga mendengar mengenai
kisah-kisah gelap di negara kita yang dilindungi oleh orang-orang besar.
Allahu Allah,
betapa buruknya manusia menjadi hamba uang dan kuasa pada zaman ini... Ya
Allah, selamatkanlah kami di dunia dan di akhirat...
Bagikan
KISAH NYATA: SEKILAS CERITA DARI GANGNAM STYLE
4/
5
Oleh
Unknown
3 komentar
Tulis komentarbaru tau nih.. :D
Replycome back..
yang saya dengar, gangnam itu seperti hollywood nya korea, surga nya para hedonism, di Indonesia pun bukankah kita punya Jakarta, Batam dan Bali?
ReplyNice share, semoga memberi manfaat bagi kita semua.
Share yang mantap ! Inspiratif Sobat !
Reply