Sunday, 3 February 2013

Seks Pranikah!!

Sejak sekolah menengah seorang gadis , bernama Ani, tinggal di Surabaya, melakukan hubungan intim dengan pamannya. Ia mengaku sulit melepaskan diri karena mencintai dan mendapatkan kenikmatan seksual. Dokter ahli andronologi dan seksologi Prof. DR. Dr Wimpie Pangkahila Sp. And, membahas hal ini dalam rubrik seksologi tabloid gaya hidup sehat "Senior" beberapa waktu lalu.

"Saya gadis 19 tahun, punya paman berusia 25 tahun. Dia sangat cakep, keren, macho, genteng, pokoknya tipe lelaki idaman saya. Dia adik ibu saya. Kami saling menyukai, tentu tanpa sepengetahuan keluarga. Kemana-mana kami berdua dan hubungan intim pun terjadi. Kami tahu itu dilarang, tapi kami saling mencintai. Hubungan intim sudah kami lakukan sejak saya duduk di SMA. Biasanya kami melakukanya seminggu sekali. Tapi saya baru merasakan hubungan seks yang lengkap 30 Desember 2001 lalu. Saat itulah saya bisa merasakan nikmatnya hubungan seks.

Mengapa waktu pertama kali saya melakukan hubungan seks, tidak mengeluarkan darah? Apakah saya tidak normal?
Apakah saya bisa hamil?
Apakah yang disebut orgasme dan masturbasi itu?
Ketika haid saya pernah melakukan hubungan seks. Apakah berbahaya?
Mengapa kami tidak bisa menghentikan hubungan ini? Saya juga tidak punya selera pada pemuda lain, meski banyak yang ingin menjadi pacar saya? Apakah ini normal?
Mengapa paman juga tidak mau punya pacar, padahal banyak gadis yang ingin menjadi pacarnya?
Pengetahuan rendah

Pertanyaan mengenai "darah perawan" menunjukkan si gadis masih dipengaruhi mitos tentang yang satu ini, padahal seyogyanya, dia juga menerima informasi yang benar tentang seksualitas. Dari pertanyaan itu, terlihat ada dua ketidakmengertian. Pertama, mengenai istilah "darah perawan", yang sebenarnya tidak ada. Kedua, mengenai kenikmatan seksual yang tidak ada hubungannya dengan "darah perawan".

Tidak benar bahwa perempuan harus mengeluarkan "darah perawan" ketika pertama kali melakukan hubungan seksual. Tidak benar pula bahwa kenikmatan seksual atau orgasme baru dapat dicapai bila perempuan mengeluarkan "darah perawan". Sebab orgasme yang dirasakan tidak ada hubungannya dengan keluarnya darah ketika melakukan hubungan seksual.

Istilah "darah perawan" muncul karena pada masa lalu banyak perempuan atau mungkin semua, mengeluarkan darah ketika pertama kali melakukan hubungan seksual. Padahal perdarahan itu terjadi karena pihak perempuan tidak siap dan tidak cukup terangsang. Keadaan yang tidak sehat ini berlangsung karena pada masa itu perempuan hanya dianggap sebagai obyek pemuas seksual suaminya.

Bila perempuan dalam keadaan siap dan cukup terangsang maka hubungan seksual berlangsung dengan baik sehingga tidak terjadi perdarahan. Jadi kalau perempuan tidak mengeluarkan darah, berarti pada saat itu ia cukup siap dan terangsang. Keadaan cukup terangsang ini dinyatakan dengan orgasme yang kemudian dapat dicapai oleh si perempuan dalam kasus diatas.

Sperma yang diejakulasikan di luar vagina, dimaksudkan untuk mencegah kehamilan. Cara seperti ini yang disebut dengan senggama terputus, memang merupakan cara sederhana untuk mencegah kehamilan . Tetapi bukan berarti setiap sperma masuk ke dalam vagina pasti menimbulkan kehamilan. Kehamilan hanya mungkin terjadi kalau sperma masuk melalui vagina pada saat perempuan mengalami yang masa subur.

Jadi hubungan seksual yang dilakukan di luar masa subur, meskipun sperma masuk ke dalam vagina, pasti tidak akan menimbulkan kehamilan.

Karena Orgasme

Memang tidak mudah menghentikan hubungan seksual, apalagi kalau dapat menikmatinya. Jadi bukan yang hal aneh bila pasangan tersebut tidak dapat menghentikan hubungan seksual yang dilakukan sekian lama itu.Lain halnya bila keduanya –atau salah seorang- tidak dapat merasakan orgasme atau kenikmatan seksual itu.

Hubungan seksual yang dilakukan pada saat menstruasi, tidak akan menimbulkan akibat, apalagi sampai merusak kelamin perempuan. Hal ini sebenarnya telah dibuktikan sendiri oleh si perempuan yang mengaku pernah melakukan hubungan seksual pada saat menstruasi dan ternyata tidak mengalami akibat apa pun.

Mengenai ketidaktertarikan terhadap laki-laki lain, itu sangat mudah dimengerti. Pada usia remaja dia sudah kenal sang paman secara dekat, bahkan telah berhubungan seksual yang membuatnya merasakan orgasme. Pengalaman yang menyenangkan ini membuat si perempuan yang masih remaja menjadi sangat terikat kepada laki-laki tersebut. Keadaan mungkin berubah bila terjadi masalah yang tidak menyenangkan dalam hubungan dengan sang paman.

Demikian juga pada sisi lain, yaitu sang paman. Kalau dia memang menyenangi dan mencintai keponakannya, tentu saja dia tidak akan tertarik kepada perempuan lain. Keadaan akan berbeda kalau kemudian timbul masalah yang menganggu ikatan emosionalnya dengan si perempuan.

Mengenai masturbasi yang juga ditanyakan, istilah ini menunjukkan aktivitas seksual berupa rangsangan pada kelamin oleh diri sendiri. Pada perkembangannya istilah masturbasi bisa berarti memberikan rangsangan pada kelamin pasangan. Istilah yang lebih populer ialah onani, walaupun sebenarnya tidak tepat.

Bagikan

Jangan lewatkan

Seks Pranikah!!
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.